Jakarta Fashion Week tahun 2023 yang digelar pada akhir Oktober 2022 lalu secara resmi menjadi kali pertama event Jakarta Fashion Week kembali diselenggarakan secara offline dengan ‘rumah baru’ di City Hall, Pondok Indah Mall 3. Setelah diuji oleh pandemi selama 2 tahun, kembalinya Jakarta Fashion Week secara fisik menghadirkan percikan euforia baru. Antusiasme akan hadirnya lembaran-lembaran baru ini kemudian dituangkan ke dalam tema besar Jakarta Fashion Week 2023, yaitu 'Fashion Reformation'.
Kata 'reformation' atau reformasi sendiri memiliki arti upaya menuju sebuah perubahan. Diterapkan dalam fashion, reformasi yang dimaksud adalah ke arah mana industri mode Indonesia dan dunia akan berubah dan bergerak. Arah perubahan ini sedikit banyak dipengaruhi juga oleh fenomena pandemi yang mengambil peranan besar dalam hidup kita semua.
Untuk lebih mendalami makna reformasi fashion dari orang-orang yang memiliki andil menggerakkan roda industri fashion khususnya di Indonesia, kami menanyakan apa arti reformasi fashion bagi para desainer yang hadir di Jakarta Fashion Week 2023. Jawaban yang kami dapatkan menarik untuk diulik karena banyak yang menyebut pandemi sebagai triggering point dari perubahan yang kini mereka terapkan dalam karya.
Salah satu perubahan ke arah positif yang kini semakin pesat berkembang adalah gerakan sustainability dalam fashion. Pendekatan fashion ramah lingkungan mungkin bukan ide baru, namun praktiknya kini telah semakin meluas. Tidak hanya dilakukan oleh mindful consumers tetapi juga oleh para desainer dan produsen kain. Tampaknya, sustainable fashion akan menjadi masa depan industri fashion.
Berkaitan dengan pandemi, desainer Auguste Soesastro dan Rinda Salmun menyampaikan bahwa fenomena pandemi dan lockdown ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih berefleksi dan berpikir tentang perjalanan jenama mereka ke depan. Sama-sama menggarap jenama high fashion, Auguste dan Rinda dihadapkan oleh tantangan untuk menciptakan sistem daur ulang atau upcycling dalam rancangan mereka namun harus tetap terkesan bersih, rapi, dan high fashion. "Sebisa mungkin tidak boleh terlihat seperti hasil daur ulang sisa kain," ucap Auguste sebagai desainer di balik jenama Kraton.
Rinda juga mengatakan bahwa meskipun langkah menuju bisnis fashion yang sepenuhnya zero waste dapat dibilang sulit, ia menyadari bahwa yang terpenting adalah ia memulai selangkah demi selangkah. Saat pandemi, ia memiliki banyak waktu untuk menata kembali sistem kerjanya dan bereksplorasi lebih jauh untuk menciptakan karya-karya yang lebih ramah lingkungan. "Semua dimulai dari studio saya," ucapnya.
Kecenderungan perubahan industri fashion ke arah yang ramah lingkungan juga terlihat pada pemilihan tema lomba LPA (Lomba Perancang Aksesori) dan LPMM (Lomba Perancang Mode Menswear) tahun ini. Para peserta didukung untuk berkreasi dengan teknik pembuatan pakaian dan aksesori yang ramah lingkungan. Dikutip langsung dari pemenang LPMM, Ardina Gona Gan, "Saya harap fashion tidak akan melukai bumi."
Di samping isu sustainability, pandemi yang diiringi dengan banyak lockdown memiliki dampak psikologis yang beragam untuk tiap individu. Ada yang merasa waktu terisolasi di rumah sebagai sesuatu yang berharga dan menyenangkan, namun ada juga yang merasa terkungkung dan terpisahkan dari kebebasan yang selama ini dimiliki. Hal ini yang dituangkan oleh desainer Mielka Raputra Bardin melalui koleksi teranyar jenamanya, Super Sentimental Secret Theory atau biasa disingkat SSST.
(Foto: Kiri, kain patchwork batik jenama Kraton yang terbuat dari sisa kain namun tetap terlihat mewah dan kanan, kreasi upcyling sisa kain dari Rinda Salmun dengan teknik anyam yang unik.) |
Koleksi terbaru yang menjadi bagian dari rangkaian show Lazada: The Next Normal ini ia beri judul 'Sentimental Inmate'. Inspirasi dari koleksi ini adalah rasa terkekang yang bisa dialami oleh manusia terutama setelah fenomena pandemi ini. Akan tetapi, penjara yang ia maksud dapat juga diartikan dalam maksud figuratif atau bagaimana manusia bisa menjadi tahanan dari pikirannya sendiri. Seperti ungkapan ‘prison is a state of mind’.
Jakarta Fashion Week tahun 2023 yang digelar pada akhir Oktober 2022 lalu secara resmi menjadi kali pertama event Jakarta Fashion Week kembali diselenggarakan secara offline dengan ‘rumah baru’ di City Hall, Pondok Indah Mall 3. Setelah diuji oleh pandemi selama 2 tahun, kembalinya Jakarta Fashion Week secara fisik menghadirkan percikan euforia baru. Antusiasme akan hadirnya lembaran-lembaran baru ini kemudian dituangkan ke dalam tema besar Jakarta Fashion Week 2023, yaitu 'Fashion Reformation'.
Kata 'reformation' atau reformasi sendiri memiliki arti upaya menuju sebuah perubahan. Diterapkan dalam fashion, reformasi yang dimaksud adalah ke arah mana industri mode Indonesia dan dunia akan berubah dan bergerak. Arah perubahan ini sedikit banyak dipengaruhi juga oleh fenomena pandemi yang mengambil peranan besar dalam hidup kita semua.
Untuk lebih mendalami makna reformasi fashion dari orang-orang yang memiliki andil menggerakkan roda industri fashion khususnya di Indonesia, kami menanyakan apa arti reformasi fashion bagi para desainer yang hadir di Jakarta Fashion Week 2023. Jawaban yang kami dapatkan menarik untuk diulik karena banyak yang menyebut pandemi sebagai triggering point dari perubahan yang kini mereka terapkan dalam karya.
Salah satu perubahan ke arah positif yang kini semakin pesat berkembang adalah gerakan sustainability dalam fashion. Pendekatan fashion ramah lingkungan mungkin bukan ide baru, namun praktiknya kini telah semakin meluas. Tidak hanya dilakukan oleh mindful consumers tetapi juga oleh para desainer dan produsen kain. Tampaknya, sustainable fashion akan menjadi masa depan industri fashion.
Berkaitan dengan pandemi, desainer Auguste Soesastro dan Rinda Salmun menyampaikan bahwa fenomena pandemi dan lockdown ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih berefleksi dan berpikir tentang perjalanan jenama mereka ke depan. Sama-sama menggarap jenama high fashion, Auguste dan Rinda dihadapkan oleh tantangan untuk menciptakan sistem daur ulang atau upcycling dalam rancangan mereka namun harus tetap terkesan bersih, rapi, dan high fashion. "Sebisa mungkin tidak boleh terlihat seperti hasil daur ulang sisa kain," ucap Auguste sebagai desainer di balik jenama Kraton.
Rinda juga mengatakan bahwa meskipun langkah menuju bisnis fashion yang sepenuhnya zero waste dapat dibilang sulit, ia menyadari bahwa yang terpenting adalah ia memulai selangkah demi selangkah. Saat pandemi, ia memiliki banyak waktu untuk menata kembali sistem kerjanya dan bereksplorasi lebih jauh untuk menciptakan karya-karya yang lebih ramah lingkungan. "Semua dimulai dari studio saya," ucapnya.
Kecenderungan perubahan industri fashion ke arah yang ramah lingkungan juga terlihat pada pemilihan tema lomba LPA (Lomba Perancang Aksesori) dan LPMM (Lomba Perancang Mode Menswear) tahun ini. Para peserta didukung untuk berkreasi dengan teknik pembuatan pakaian dan aksesori yang ramah lingkungan. Dikutip langsung dari pemenang LPMM, Ardina Gona Gan, "Saya harap fashion tidak akan melukai bumi."
Di samping isu sustainability, pandemi yang diiringi dengan banyak lockdown memiliki dampak psikologis yang beragam untuk tiap individu. Ada yang merasa waktu terisolasi di rumah sebagai sesuatu yang berharga dan menyenangkan, namun ada juga yang merasa terkungkung dan terpisahkan dari kebebasan yang selama ini dimiliki. Hal ini yang dituangkan oleh desainer Mielka Raputra Bardin melalui koleksi teranyar jenamanya, Super Sentimental Secret Theory atau biasa disingkat SSST.
Koleksi terbaru yang menjadi bagian dari rangkaian show Lazada: The Next Normal ini ia beri judul 'Sentimental Inmate'. Inspirasi dari koleksi ini adalah rasa terkekang yang bisa dialami oleh manusia terutama setelah fenomena pandemi ini. Akan tetapi, penjara yang ia maksud dapat juga diartikan dalam maksud figuratif atau bagaimana manusia bisa menjadi tahanan dari pikirannya sendiri. Seperti ungkapan ‘prison is a state of mind’.
Kata-kata yang banyak muncul sebagai jawaban akan apa itu arti fashion reformation bagi para desainer adalah perubahan, kreativitas, inovasi, dan positivity. Sejumlah keywords inilah yang diharapkan dapat terus berkembang dalam industri fashion ke depannya.
Kata-kata yang banyak muncul sebagai jawaban akan apa itu arti fashion reformation bagi para desainer adalah perubahan, kreativitas, inovasi, dan positivity. Sejumlah keywords inilah yang diharapkan dapat terus berkembang dalam industri fashion ke depannya.