,

Iklan

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Bengkulu Stabil dan Positif

Redaksi
18 Jun 2024, 21:35 WIB Last Updated 2024-06-18T14:35:42Z


Bengkulu -
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, menyatakan bahwa sektor jasa keuangan di Provinsi Bengkulu menunjukkan kondisi yang stabil dengan kinerja yang positif hingga April 2024. Likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga terus mendukung pertumbuhan perekonomian daerah di tengah kondisi ketidakpastian global.


Pada April 2024, penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bengkulu mencatat pertumbuhan tahun ke tahun (yoy). Penyaluran kredit Bank Umum mencapai Rp28,21 triliun, tumbuh 21,71 persen yoy, sementara kredit BPR dan BPRS tumbuh sebesar 20,08 persen yoy. Pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kredit investasi sebesar 20,71 persen yoy, kredit konsumsi sebesar 4,95 persen yoy, dan kredit modal kerja sebesar 3,05 persen yoy.


"Tiga sektor dengan pertumbuhan tinggi adalah pemilikan peralatan rumah tangga sebesar 6,12 persen yoy, pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 11,95 persen yoy, serta pemilikan rumah tinggal sebesar 8,32 persen yoy," kata Ayu dalam keterangan persnya, Jumat (14/6/24).


Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu juga meningkat sebesar 5,44 persen yoy. Namun, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum menurun sebesar 3,45 persen yoy menjadi Rp16,71 triliun, sedangkan DPK BPR dan BPRS meningkat sebesar 6,54 persen yoy menjadi Rp12,27 miliar.


Hingga Mei 2024, OJK Provinsi Bengkulu telah melakukan pemeriksaan on-site terhadap dua BPR, serta menerbitkan dua persetujuan Dewan Pengawas Syariah BPRS, satu persetujuan pemegang saham pengendali BPRS, dan satu laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPR.


Jumlah investor pasar modal di Provinsi Bengkulu juga meningkat 22,79 persen yoy menjadi 28.631 Single Investor Identification (SID). Jumlah investor Reksa Dana dan SBN masing-masing tumbuh sebesar 19,63 persen yoy dan 22,51 persen yoy. Nilai kepemilikan saham mencapai Rp319,25 miliar, tumbuh 30,15 persen yoy, meskipun nilai transaksi saham turun 13,85 persen yoy menjadi Rp138,53 miliar.


"Aktivitas pengawasan pasar modal hingga Mei 2024 meliputi satu kali pemeriksaan kepatuhan perusahaan sekuritas dan satu kali pemeriksaan kepatuhan APERD, serta penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepatuhan untuk perusahaan sekuritas dan APERD," jelas Ayu.


Pembiayaan di Provinsi Bengkulu hingga April 2024 mencapai Rp2,55 triliun, didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Dana pensiun di Provinsi Bengkulu juga menunjukkan peningkatan investasi sebesar 7,58 persen menjadi Rp114,38 miliar dan nilai aset sebesar 7,31 persen menjadi Rp116,33 miliar.

Iklan