Hal ini bertujuan menekan tingkat konsumsi gula di masyarakat Indonesia yang tinggi.
Merespon hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR Nurhadi mendukung penuh kebijakan Menkes soal pemberian color guide di kemasan minuman.
"Pemberian label dengan pembeda warna rerkait informasi kadar gula ini menurut saya harus diapresiasi karena merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengurangi konsumsi MBDK," kata Nurhadi, Kamis (11/7/2024).
Bedasarkan, data dari GlobalData Q2 2021 Consumer Survey pada Juni 2021 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat konsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) tertinggi di Asia Pasifik.
"Karena itu, konsumsi MBDK secara berlebih berisiko meningkatkan kejadian obesitas, diabetes, hipertensi, dan kematian akibat penyakit jantung koroner dan menyebabkan APBN untuk kesehatan membengkak," ujar politikus NasDem ini.
Selain itu, dari 30 negara telah memperkenalkan label semacam itu, dengan sukses besar. Di Chile, penjualan minuman dengan label tidak sehat turun 25 persen setelah 1,5 tahun.
Akan tetapi menurut legislator dapil Jatim VII ini mengatakan, kebijakan ini juga harus diimbangi dengan kampanye nasional mengenai waspada terhadap pengkonsumsian gula, garam, dan lemak berlebih. Agar meningkatkan kewaspadaan dan literasi masyarakat terhadap risiko konsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan.