,

Iklan

Pemkab Mukomuko Bantu Petani Kembangkan Budidaya Bawang Merah Berkelanjutan

Redaksi
22 Jul 2024, 20:37 WIB Last Updated 2024-07-22T13:37:32Z


Mukomuko - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko mengambil langkah strategis untuk membantu petani meningkatkan ekonomi mereka melalui budidaya bawang merah secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan benih dan pendampingan kepada kelompok tani di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas, menjelaskan bahwa tahun ini Pemkab Mukomuko mengalokasikan bantuan untuk penanaman bawang merah di lahan seluas lima hektare yang dikelola oleh dua kelompok tani. Bantuan ini meliputi benih bawang merah, dengan lahan disediakan oleh kelompok tani.

“Dua kelompok tani yang menerima bantuan benih bawang merah ini berada di Kecamatan Selagan Raya dan Kecamatan Air Manjuto,” ujar Fitriani.

Lebih lanjut, Fitriani menjelaskan bahwa penanaman bawang merah di lahan seluas lima hektare ini merupakan langkah awal untuk mendukung pemanfaatan bangsal pasca panen bawang yang dibangun di daerah tersebut pada tahun 2024.

“Pembangunan bangsal pasca panen bawang ini menjadi salah satu alasan utama kami mendorong pengembangan tanaman bawang merah di Kabupaten Mukomuko,” jelas Fitriani.

Tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pertanian sebesar Rp19 miliar. Dari dana tersebut, Rp9,7 miliar dialokasikan untuk pembangunan dua bangsal pasca panen bawang dan satu bangsal pasca panen cabai merah.

Fitriani menuturkan bahwa pihaknya memilih dua jenis benih bawang merah untuk ditanam di Mukomuko, yaitu bawang merah Brebes dan bawang merah Solok dari Sumatera Barat. Pemilihan ini didasarkan pada kesesuaian iklim di Mukomuko dengan daerah asal benih tersebut.

“Kami ingin mengetahui jenis bawang merah mana yang paling cocok ditanam di sini dan menghasilkan panen terbaik. Bawang merah Solok lebih dekat dengan daerah ini, namun kami juga akan mencoba bawang merah Brebes. Kedepannya, kami targetkan untuk bisa melakukan pembibitan sendiri,” terang Fitriani.

Dukungan terhadap pengembangan budidaya bawang merah di Mukomuko juga datang dari Bank Indonesia (BI). BI memberikan pendampingan teknis kepada petani di Kecamatan Selagan Raya melalui pelatihan budi daya bawang merah.

“BI menggunakan benih NA 11 dan membangun demplot dengan metode organik. Biaya pelatihan dan pembangunan demplot ini sepenuhnya ditanggung oleh BI,” jelas Fitriani.

Fitriani optimis bahwa dengan dukungan dari berbagai pihak, budidaya bawang merah di Mukomuko dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi bagi para petani. Keberadaan bangsal pasca panen diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas harga bawang merah di pasaran.

Iklan