Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sahat Marulituo Situmorang menjelaskan bahwa prototipe yang dikembangkan oleh Sahudin telah sukses diuji coba di Kabupaten Seluma sebagai bagian dari disertasinya dalam program doktoral.
Konsep ini melibatkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang biasanya menerima bantuan pemerintah, namun kini beralih ke model investasi dari anggotanya sendiri.
"Prototipe ini telah diuji coba di Kabupaten Seluma dan hasilnya sangat positif. Kami berharap dapat mengimplementasikan model ini secara lebih luas di Bengkulu," ujar Sahat pada Senin (8/7/2024).
Dalam FGD tersebut, Sahudin menekankan bahwa model ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan literasi keuangan masyarakat miskin. Dengan melakukan investasi secara mandiri, masyarakat dapat membangun masa depan yang lebih baik tanpa bergantung pada bantuan pemerintah.
Sahudin menjelaskan bahwa konsep utama dari prototipe ini adalah melakukan investasi kecil secara kolektif oleh kelompok masyarakat miskin. Sebagai contoh, di Kabupaten Seluma, masyarakat yang menabung Rp 50.000 per orang dan mengumpulkan total Rp 500.000 dalam satu kelompok, dalam dua bulan sudah dapat membeli seekor kambing untuk usaha peternakan.
"Dengan konsep investasi kecil yang dilakukan secara kolektif, satu kelompok dapat membeli seekor kambing untuk usaha peternakan dalam waktu dua bulan," tambah Sahudin.
Dinas Sosial Kota Bengkulu menyatakan akan mempertimbangkan untuk menerapkan prototipe ini secara lebih luas sebagai bagian dari strategi pengentasan kemiskinan. Dengan adanya inovasi seperti ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat mencapai kemandirian ekonomi yang lebih baik.
"Dengan inovasi seperti ini, kami berharap semakin banyak masyarakat yang dapat mencapai kemandirian ekonomi yang lebih baik," tutup Sahat.