Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum GAPKI Pusat Eddy Martono pada momentum Musyawarah Cabang III yang disaksikan oleh Gubernur Bengkulu Rohdin Mersyah.
Gubernur Rohidin mengatakan bahwa keberadaan GAPKI sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan produktivitas usaha kelapa sawit, khususnya di Bengkulu, mengingat daya saing usaha yang semakin ketat.
Selain itu, kata Rohidin, efisiensi produktivitas perusahaan juga meningkat dengan adanya gabungan perusahaan-perusahaan sawit di Provinsi Bengkulu.
"Setidaknya ada 50 perusahaan yang terdata di kami, namun yang tergabung dalam GAPKI hanya beberapa saja. Maka dari itu, kami mengajak semua perusahaan dan pengusaha kelapa sawit, khususnya di Bengkulu, untuk bergabung," kata Rohidin.
"Tujuannya agar pemerintah lebih mudah melakukan koordinasi melalui satu pintu, terutama dalam penetapan harga TBS dan lain sebagainya. Selain itu, juga untuk efisiensi dan produktivitas melalui inovasi dan penerapan teknologi," lanjutnya.
Sawit di Bengkulu, tambahnya lagi, merupakan industri kelapa sawit dan salah satu komoditas utama yang memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi Bengkulu.
"Kami berharap GAPKI dapat bersinergi dalam meningkatkan perkebunan rakyat. Namun, saat ini kami belum merasakan manfaatnya secara optimal. Ini menjadi saran untuk pengurus yang baru ke depannya," ujarnya.
Ketua GAPKI terpilih Cabang Bengkulu periode 2024-2029, Wiwin K., singkat mengatakan bahwa pemerintah sekarang menggalang kekuatan dan kekompakan bersama elemen masyarakat dalam penetapan harga TBS, terutama bagi perusahaan sawit di Bengkulu.
"Memang bukan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia, tapi komoditas sawit di Bengkulu merupakan komoditas utama. Oleh karena itu, kami berharap adanya kerja sama antara stakeholder dan pemerintah dalam meningkatkan produksi kelapa sawit dan penetapan harga TBS," kata Wiwin.
"Selain itu, kami juga mengajak perusahaan atau pengusaha di Bengkulu untuk bergabung dalam GAPKI," tutupnya.