,

Iklan

Cuaca Buruk Ganggu Transportasi Bengkulu-Pulau Enggano, Hasil Pertanian Terbengkalai

Redaksi
18 Agu 2024, 12:07 WIB Last Updated 2024-08-18T05:07:32Z


Bengkulu - Cuaca buruk yang melanda beberapa pekan terakhir menyebabkan kapal tidak dapat beroperasi dari Bengkulu menuju Pulau Enggano, yang merupakan pulau terluar di Provinsi Bengkulu. Akibatnya, aktivitas transportasi, termasuk pengangkutan orang dan barang, terganggu. Salah satu dampak paling signifikan adalah tertahannya hasil pertanian, khususnya pisang, dari Pulau Enggano.

Kepala Desa Apoho, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Redy Heloman Katora, S.Sos, mengungkapkan bahwa kondisi ini menyebabkan pisang-pisang masyarakat tidak dapat diangkut ke luar pulau.

“Dampak dari ketidakmampuan kapal masuk ke Pulau Enggano adalah pisang masyarakat tidak bisa dibawa keluar,” ujar Redy saat dihubungi melalui telepon seluler pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Redy menambahkan, sekitar 10 mobil atau setara 8 ton pisang yang sudah siap diangkut kini terpaksa terbengkalai. Banyak dari pisang tersebut akhirnya membusuk dan harus dibuang oleh masyarakat.

"Sekitar 10 mobil atau sekitar 8 ton pisang tidak bisa dikeluarkan. Akibatnya, pisang-pisang itu membusuk dan terpaksa dibuang," jelas Redy.

Namun, meskipun kapal tidak dapat masuk, Redy menegaskan bahwa pasokan energi listrik di Pulau Enggano masih aman, berkat BBM yang sudah tersedia dari pengiriman beberapa minggu lalu. Selain itu, stok sembako di pulau tersebut juga masih mencukupi.

“BBM aman karena beberapa minggu lalu sudah masuk. Logistik sembako juga aman,” tambah Redy.

Sebelumnya, keberangkatan KMP Pulo Tello dari Bengkulu ke Pulau Enggano pada Rabu, 14 Agustus 2024, ditunda akibat cuaca buruk. Penundaan ini disebabkan oleh tingginya gelombang laut di sekitar Bengkulu, sebagaimana dinyatakan dalam peringatan dini gelombang tinggi No: ME.01.02/PD/13/TKP/VIII/BMKG-2024. Peringatan tersebut berlaku dari 14-15 Agustus 2024 hingga pukul 17.00 WIB.

Berdasarkan prakiraan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan bergerak dari Timur Tenggara dengan kecepatan angin berkisar antara 8-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Pulau Enggano, Samudra Hindia bagian barat Bengkulu, dan beberapa perairan lainnya.