,

Iklan

Mahasiswa Adakan Pelatihan Pengolahan Limbah Kopi di Desa Tebat Pulau

Redaksi
27 Agu 2024, 22:03 WIB Last Updated 2024-08-27T15:16:02Z


Rejang Lebong – Mahasiswa Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Hima Sylva Universitas Bengkulu bersama masyarakat Desa Tebat Pulau menggelar pelatihan pengolahan limbah kulit kopi menjadi produk bernilai ekonomi, seperti biobriket, sabun, dan lip tin, serta manajemen website desa. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Ketua Tim Pengabdian, Wahyu Firmansyah, menyebutkan bahwa pengolahan limbah kopi menjadi biobriket adalah langkah strategis untuk mengurangi sampah organik dan menyediakan sumber energi alternatif. Limbah kopi, yang biasanya dibuang atau dibakar, kini dapat diubah menjadi biobriket yang memiliki nilai kalor tinggi dan ramah lingkungan.

Selain biobriket, mahasiswa juga melatih masyarakat membuat sabun dan lip tin dari bahan alami yang berasal dari limbah kopi dan bahan lokal lainnya. Produk-produk ini semakin diminati pasar karena konsumen semakin sadar akan pentingnya produk ramah lingkungan. 

"Kami berharap masyarakat Desa Tebat Pulau dapat menghasilkan produk yang kompetitif di pasar lokal maupun nasional," ujar Hefri, salah satu mahasiswa.

Pelatihan ini juga mencakup aspek pemasaran melalui pengelolaan website desa, yang diharapkan dapat menjadi etalase digital bagi produk-produk lokal. Dengan adanya website, produk Desa Tebat Pulau dapat dikenal lebih luas, membuka peluang pemasaran yang lebih tinggi.

Antusiasme masyarakat dalam pelatihan ini sangat tinggi, terutama dari kelompok tani dan pengrajin lokal. Salah satu peserta mengungkapkan rasa syukurnya, "Sekarang saya tahu cara mengolah limbah kopi menjadi produk bernilai jual tinggi."

Tak hanya memberikan manfaat ekonomi, pelatihan ini juga berdampak positif terhadap lingkungan. Penggunaan biobriket diharapkan dapat mengurangi deforestasi dan emisi karbon, mendukung mitigasi perubahan iklim.

Ke depan, tim pengabdian berencana mendampingi masyarakat dalam memproduksi dan memasarkan produk-produk ini. Rencana ini mencakup pengembangan merek, perluasan jaringan pemasaran, dan keberlanjutan usaha. 

Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi kuat antara mahasiswa, universitas, dan masyarakat dalam pemberdayaan desa. "Ini langkah awal yang baik, dan kami optimis Desa Tebat Pulau akan semakin berkembang," tutup Wahyu. 

Desa Tebat Pulau diharapkan menjadi model bagi desa lain dalam pengelolaan limbah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.