,

Iklan

Makan Gorengan Rupanya Bikin Cepat Pikun

Redaksi
21 Sep 2024, 14:56 WIB Last Updated 2024-09-21T07:57:21Z


Bengkulu - Siapa sangka, mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan bisa berdampak buruk pada daya ingat dan berpotensi menyebabkan pikun di usia muda? Meski makanan bukan satu-satunya penyebab, tidak ada salahnya untuk berhati-hati dalam memilih makanan sehari-hari guna mengurangi risiko penyakit seperti Alzheimer dan demensia.


Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari, namun memiliki potensi menurunkan daya ingat:


1. Gorengan


Makanan yang digoreng memang sangat menggugah selera, namun konsumsi yang berlebihan dapat merusak otak. Penelitian dari Cambridge University pada tahun 2016 menemukan hubungan antara konsumsi gorengan dengan penurunan kemampuan kognitif, termasuk daya ingat. Selain itu, terlalu sering makan gorengan dapat menyebabkan peradangan yang merusak pembuluh darah, sehingga mengganggu aliran darah ke otak.


Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan air fryer untuk mengurangi minyak, atau lebih baik lagi, merebus atau mengukus bahan makanan agar nutrisinya tetap terjaga.


2. Makanan Karbohidrat Olahan


Pizza, cake, muffin, waffle, dan pancake termasuk makanan yang mengandung karbohidrat olahan. Makanan ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) tinggi, yang membuat kadar gula darah melonjak setelah dikonsumsi, dan jika sering dikonsumsi, dapat mempengaruhi fungsi otak.


Penelitian dari University of New South Wales Australia pada tahun 2015 menunjukkan bahwa makanan dengan GI tinggi bisa menyebabkan peradangan pada hipokampus, bagian otak yang mengontrol memori dan respons terhadap rasa lapar dan kenyang. Hal ini dapat memicu risiko penyakit Alzheimer dan demensia.


3. Makanan Ultra Proses


Makanan ultra proses, seperti keripik, permen, mie instan, dan popcorn microwave, biasanya tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Konsumsi berlebihan bisa memicu penambahan berat badan, yang berhubungan dengan penurunan fungsi otak.


Penelitian pada 2015 menemukan bahwa peningkatan lemak di sekitar organ, terutama lemak viseral, dapat merusak jaringan otak. Bahkan, penelitian dari American Diabetes Association pada tahun 2014 menunjukkan bahwa penurunan jaringan otak sudah dapat terjadi pada tahap awal sindrom metabolik.


4. Makanan dengan Pemanis Buatan Aspartam


Aspartam, pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam permen karet, sereal, agar-agar, puding, dan minuman diet, juga dikaitkan dengan masalah kognitif. Pemanis ini terbuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartat, yang dapat melewati sawar darah otak dan mengganggu produksi neurotransmitter.


Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2007 menyebutkan bahwa aspartam dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres, mempengaruhi pembelajaran, dan emosi. Meskipun masih aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu, lebih baik jika pemanis buatan ini dihindari.


5. Makanan yang Tinggi Lemak Trans


Lemak trans adalah jenis lemak yang sebaiknya dihindari karena dapat berdampak buruk pada kesehatan otak. Makanan seperti mentega putih, margarin, frosting, makanan ringan, dan kue kemasan mengandung lemak trans tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, menurunkan daya ingat, dan mengurangi volume otak.


Para ahli merekomendasikan untuk menggantinya dengan lemak sehat seperti asam lemak omega-3, yang membantu melindungi otak dari penurunan kognitif. Makanan yang kaya omega-3 termasuk salmon, sarden, chia seed, kacang kenari, dan biji rami.


Kesimpulan


Memilih makanan yang sehat dan bergizi adalah salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan otak dan menghindari risiko penurunan daya ingat. Menghindari makanan yang digoreng, karbohidrat olahan, makanan ultra proses, pemanis buatan, serta lemak trans dapat membantu menjaga fungsi otak agar tetap optimal.