,

Iklan

Negeri Emas Bengkulu

Redaksi
7 Sep 2024, 18:07 WIB Last Updated 2024-09-07T11:07:00Z

Bengkulu - Provinsi Bengkulu, yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera, menyimpan banyak kekayaan, baik materiil maupun immateriil, yang belum sepenuhnya terungkap. Kekayaan alam dan warisan budaya ini menjadi daya tarik tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi penduduk dari berbagai penjuru dunia. 


Tanggung jawab untuk mengungkap potensi ini ada di tangan masyarakat Bengkulu serta pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten setempat. Upaya untuk "mengangkat harta karun yang tersembunyi" harus dilakukan demi kejayaan Provinsi Bengkulu. 


Tulisan ini hadir sebagai refleksi atas tanggung jawab anak negeri Bengkulu yang berkomitmen untuk "mengungkap kebenaran sejarah, bukan sekadar pembenaran sejarah."


Sejarah Tersembunyi dalam Kitab Kuno


Dalam Kitab Ramayana, yang ditemukan pada tahun 72 Masehi di Ajodha atau Ayodhya, terdapat cerita mengenai tujuh negeri dan dua daerah penghasil emas dan batu mulia. Salah satu negeri yang disebut adalah Lu-Shiangshe, yang diyakini terletak di Bengkulu.


Kitab tersebut menggambarkan bahwa Lu-Shiangshe merupakan negeri yang subur dan kaya akan emas. Kitab ini juga mencatat adanya penyeberangan yang menghubungkan negeri tersebut dengan Pulau Enggano, yang disebut Ocolore. Penemuan ini menunjukkan bahwa sejak awal tahun Masehi, wilayah Nusantara, termasuk Bengkulu, telah menjadi pusat peradaban penting.


**Tujuh Kerajaan Kuno di Nusantara**


Dalam Kitab Ramayana disebutkan tujuh kerajaan atau negeri di Nusantara, antara lain:

1. Phalimbham (Provinsi Banten),

2. Lu-Shiangshe (Provinsi Bengkulu),

3. Chalava atau Tarumanagara (Provinsi DKI Jakarta),

4. Kutei (Kalimantan Timur),

5. Phã-mnalä-yû Tulang Bawang (Provinsi Lampung),

6. Phã-mnalä-yû Crïviyäyâ (Provinsi Sumatera Selatan),

7. Phã-mnalä-yû Crï-Iňdrâpurä Miňangatämvàn (Provinsi Riau).


Tujuh negeri ini, yang semuanya terletak di pesisir pantai dan sungai, merupakan pusat peradaban yang ramai dengan aktivitas perdagangan, terutama dalam komoditas emas dan batu mulia.


Keberadaan Pulau Emas


Keberadaan Pulau Emas di Nusantara juga diakui oleh Claudius Ptolomeus, seorang geografer Yunani yang menyusun peta pada tahun 127-151 Masehi. Dalam peta tersebut, disebutkan "Golzden Chersonese," yang mengacu pada Pulau Emas di Jabadiou (Jawa).


Asal Usul Komunitas Rejang di Bengkulu


Komunitas Rejang, yang dikenal sebagai etnis asli Bengkulu, pertama kali tiba di wilayah ini pada 264-195 SM bersama para pengungsi dari India, Maladewa, Tiongkok, dan Arab. Mereka adalah kelompok yang pertama kali menetap di Lu-Shiangshe, atau Bengkulu, yang dikenal sebagai negeri penghasil emas dan batu mulia.


Kata "Rejang" berasal dari istilah "Rha-hyang," yang dalam bahasa Sanskerta berarti "penyembah dewa yang maha kuasa." Komunitas ini merupakan kelompok pertama yang mengembangkan negeri Bengkulu sebagai pusat perdagangan dan penambangan emas.


Jejak Sejarah yang Perlu Diungkap


Sejarah panjang Bengkulu dan kontribusi etnis Rejang dalam membangun peradaban di wilayah ini menjadi bukti bahwa Bengkulu memiliki kekayaan sejarah yang luar biasa. Penggalian lebih lanjut terhadap sejarah dan budaya Bengkulu dapat membuka potensi besar yang selama ini tersembunyi.


Penulis mengajak masyarakat Bengkulu untuk merekonstruksi kembali sejarah tanah mereka dan mengungkapkan perjalanan panjang komunitas Rejang di negeri yang kaya akan emas dan kekayaan alam lainnya.

***

Tulisan : Benardie, Hakim Sabri, Naskah Seminar Sejarah Maritim Indonesia, 2006, Jakarta. Shiemphon, Tan Kwie Chang, Shiang shiang K’un–Lun Shan, 757 tahun Imlek atau tahun 308 Masehi, hal 158.

Iklan