Kontes ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Sumatera, seperti Bengkulu, Palembang, Jambi, dan Padang. Bonsai yang dipamerkan memiliki nilai beragam, mulai dari ratusan ribu hingga yang bernilai hingga 100 juta rupiah, menambah daya tarik bagi para pengunjung.
Salah satu peserta, Maman, seorang petani bonsai asal Desa Nangkau, Bengkulu, mengungkapkan bahwa kecintaannya pada seni bonsai menjadi alasan utama ia mengikuti kontes ini. “Saya mengikuti kontes ini karena menyukai seni dan keunikan dari bonsai,” ujar Maman saat ditemui di Taman Budaya Kota Bengkulu, Senin (28/10/2024).
Merawat bonsai memang membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam mengatasi serangan hama. "Kalau bonsai terkena penyakit, biasanya langsung saya semprot dengan racun hama dan diberi pupuk agar tetap sehat," jelas Maman.
Maman berharap kontes dan pameran bonsai ini dapat memotivasi petani bonsai lokal dan menginspirasi generasi muda di Bengkulu untuk berkreasi. "Semoga acara ini terus berlanjut agar pemuda Bengkulu semakin mengenal seni bonsai, dan para petani bonsai bisa terus berkreasi mengikuti event-event yang digelar PPBI Bengkulu," tutupnya.
Kontes bonsai nasional ini menjadi bukti bahwa seni dan kreativitas dalam merawat bonsai mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Bengkulu dan wilayah lainnya, serta berpotensi mendukung industri tanaman hias di Indonesia.