Bengkulu, InfoPublik - Bank sampah dapat menjadi solusi untuk pengelolaan sampah, lingkungan, dan ekonomi dimasa kini.
Pembentukan bank sampah untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Konsep Bank Sampah berfungsi sebagai sistem pengumpulan dan daur ulang sampah secara komersial, seperti menjual atau daur ulang.
Di Kota Bengkulu, upaya tersebut terus digalakkan. Pemerintah Kota Bengkulu mendorong agar setiap kelurahan memiliki minimal 1 bank sampah.
Jika ada bank sampah ini maka pengelolaan sampah menjadi lebih terorganisir mulai dari tingkat kelurahan, RT, RW sehingga bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat pembuangan akhir (TPA),
Contohnya seperti Bank Sampah di Kelurahan Lempuing, Kecamatan Ratu Agung yang kini sukses mengelola sampah di lingkungan sekitarnya.
Singkat cerita, Bank Sampah ini hadir berawal dari keprihatinan pihak PKK, penggiat lingkungan, LPM dan Kelurahan melihat tumpukan sampah sehingga memunculkan TPS liar.
Bank sampah ini memang baru seumur jagung yang dibentuk pada Juni 2023 lalu, tapi telah berdampak siginifikan dalam pengelolaan sampah dan meningkatkan ekonomi sekitar.
Bank sampah kreatif berseri Lempuing mengolah sampah dengan prinsip kolektif dan bertujuan membantu pemerintah dalam menangani sampah, meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sampah serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dengan mengajarkan mereka untuk memilih dan memilah sampah.
Diketuai Indra Gultom, bank sampah ini telah memberi banyak manfaat sejak didirikan seperti membuat lingkungan menjadi bersih, membuat sampah menjadi barang ekonomis dan berguna, serta bisa menambah penghasilan masyarakat.
*Cara Kerja Bank Sampah Kreatif Berseri Lempuing*
Cara kerja bank sampah ini sangat sederhana. Pertama, jika masyarakat ingin menjadi anggota bisa datang ke balai kelurahan, jam operasional bank sampah dimulai pukul 9-11pagi.
Disini, masyarakat cukup membawa sampah yang sudah terpilah. Nanti sampah yang mereka pilah akan di timbang. Setelah itu, sampah mereka akan dikonversikan ke dalam rupiah.
Rupiah ini nanti yang akan masuk ke buku tabungan. Sebagai contoh, misalnya ada nasabah datang bawa plastik aqua semuanya nanti ditimbang, terus dimasukkan dalam slip setoran, nanti timbangannya dikalikan dengan harga plastik, setelah itu masuk ke buku tabungannya.
Bank sampah ini menerapkan sistem bagi hasil, 80 persen untuk nasabah dan 20 persen untuk operasional bank sampah.
Konsepnya memang sederhana sama seperti bank biasanya dimana harus ada nasabah, buku tabungan, slip setoran dan slip penarikan.
Adapun program bank sampah ini memiliki 2 jenis mekanisme yaitu 6 bulan atau 24 kali penyetoran, dan program 1 tahun atau 48 kali penyetoran.
Dengan begini, bank sampah menanamkan mindset kepada masyarakat agar memilih dan memilah sampah. Jika sudah 24 kali dirasa masyarakat sudah paham sampah yang berguna dan tidak.
Untuk diketahui, bank sampah ini sudah memiliki 133 nasabah, 9 orang di luar Kelurahan Lempuing dengan jumlah tabungan bank sampah yang paling tertinggi sekarang Rp4,7 juta.
Untuk saat ini, bank sampah ini berfokus dengan sampah anorganik seperti plastik dan bahan-bahan yang tidak mudah terurai. Pasalnya kalau untuk organik memerlukan lahan untuk mengolahnya.
Pada pembukuan 2023, bank sampah ini berhasil mengumpulkan 4,1 ton sampah terdiri dari kardus, kertas, plastik, besi dan logam, botol kaca (1.997 buah) dan untuk tahun 2024 bank sampah kreatif berseri berhasil mengumpulkan 24,2 ton. Untuk botol kaca (28.155 buah).
Kurang lebih sudah terkumpul Rp50 juta dari 133 nasabah yang tersimpan di bank rekening sampah kreatif berseri di BRI dan Bank Bengkulu. "Semuanya tercatat dan tersusun rapi pada pembendaharaan kita," jelas Indra Gultom.
Pada tahun 2024, bank sampah kreatif berseri bekerja sama dengan LPPM UNIB untuk pembuatan kompos dari sampah organik rumah tangga. Saat ini sudah berjalan (perkelompok) dan kini masyarakat sudah mulai paham tentang pembuatan kompos.
Berkaitan hal ini, pihak Bank Sampah Kreatif Berseri terus memberikan sosialisasi tentang manfaat bank sampah di tengah masyarakat kepada seluruh pihak diberbagai kesempatan dalam pengelolaan sampah dan meningkatkan ekonomi sekitar. Ini nantinya patut ditiru diberbagai kelurahan di Kota Bengkulu yang belum ada program bank sampah. (**)