Istana Respons Soal Hotman Paris Mau Buktikan Nadiem Tak Bersalah di Hadapan Prabowo
wartabisnis.net – Permintaan publik geger: Hotman Paris, kuasa hukum Nadiem Makarim, meminta agar kasus dugaan korupsi Chromebook digelar langsung di Istana—tepat di hadapan Presiden Prabowo Subianto. Namun pihak Istana segera menegaskan: proses hukum tidak akan diintervensi. Intip respons lengkap hingga strategi komunikasi yang disampaikan Istana di tengah sorotan ini.
Hotman Paris Minta Gelar Perkara Nadiem di Istana Hadapan Prabowo
Hotman Paris Hutapea secara eksplisit meminta Presiden Prabowo untuk memanggil Kejaksaan Agung dan dirinya ke Istana — demi melakukan gelar perkara atas kliennya, Nadiem Makarim, yang kini jadi tersangka. Dalam unggahan Instagram pribadinya, ia mengatakan hanya butuh 10 menit untuk membuktikan bahwa Nadiem “tidak menerima uang satu sen pun, tidak ada mark-up, dan tidak ada pihak yang diperkaya” selama pengadaan laptop Chromebook.
Dalam klarifikasinya, Hotman juga menyinggung hubungan profesionalnya dengan Prabowo: “Pak Prabowo, Presiden Republik Indonesia, yang pernah jadi klien saya 25 tahun… saya hanya butuh 10 menit…”
Istana Tegas: Proses Hukum Tidak Dapat Diintervensi
Menanggapi tuntutan publik dari Hotman Paris, Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mencampuri jalannya proses hukum. Istana menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.
Selain itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, menegaskan bahwa penyidikan tetap berjalan sesuai ketentuan hukum. Ia juga menyatakan akan menghormati asas praduga tak bersalah sambil terus mendalami fakta persidangan.
Mengapa Kedua Respons Ini Penting?
1. Menjaga Asas Kemandirian Lembaga Hukum
Permintaan Hotman memang kontroversial—namun respons tegas Istana menjaga independensi lembaga penegak hukum agar tidak tercampuri oleh campur tangan politik.
2. Menjaga Integritas Presiden & Gereja Negara
Dengan menolak intervensi, Presiden Prabowo menjaga wibawa dan integritas lembaga tinggi negara untuk tetap menjadi simbol keadilan dan netralitas.
3. Isyarat Transparansi Bangsa
Permintaan Hotman memang dramatis—tapi respons tegas Istana juga menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan bahwa hukum berlaku terhadap siapapun secara adil dan terbuka.
Penutup — Hotman Minta, Istana Tegas: Hukum Jalan Terus
Hotman Paris berani dan dramatis, meminta gelar perkara di hadapan Presiden. Namun, sikap Istana langsung menegaskan: “Serahkan saja kepada penegak hukum.” Ini menjadi tonggak penting bagi publik—bagaimana politik dan hukum bisa berjalan selayaknya, tanpa intervensi, dan tetap hormati asas keadilan. Semoga prosesnya berjalan adil, transparan, dan menghormati hukum.